TATALAKSANA NYERI AKUT



Sensasi nyeri adalah suatu hal yang sangat sering kita alami dalam keseharian kita.. Sensasi nyeri berdiri sendiri di antara sensasi lainnya karena disertai oleh unsur psikologis dan emosional. Hal ini diketahui oleh International Association for the Study of Pain (IASP) yang mendefinisikan nyeri sebagai “sensasi atau rasa yang tidak nyaman dan pengalaman emosional yang disebabkan oleh kerusakan jaringan atau kemungkinan kerusakan jaringan atau istilah-istilah lainnya yang digunakan untuk menjelaskan kerusakan tersebut.” Sehingga dapat dikatakan bahwa sensasi nyeri adalah alarm peringatan yang memberitahu kesadaran bahwa ada sesuatu dalam tubuh kita yang tidak berjalan normal. Bila nyeri tidak ditangani secara benar maka dapat menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut.

Nyeri akut adalah nyeri yang mendadak dan bersifat sementara yang biasanya dapat berlangsung beberapa hari (kurang dari 2 minggu). Biasanya nyeri akut dapat merupakan respon awal dari adanya kerusakan jaringan tubuh. Bentuk dari nyeri akut dapat berupa nyeri somatik luar (nyeri tajam di kulit, subkutis, mukosa), nyeri somatik dalam (nyeri tumpul di otot rangka, tulang, sendi, jaringan ikat) dan nyeri viseral (nyeri karena penyakit atau disfungsi organ dalam). Konsekuensi dari adanya kerusakan jaringan adalah disekresikannnya zat- zat kimia bersifat algesik (menimbulkan nyeri) yang berkumpul di sekitarnya dan dapat menimbulkan nyeri. Zat mediator inflamasi tersebut diantaranya: bradikinin, histamin, katekolamin, sitokinin, serotonin, proton, lekotrien, prostaglandin substansi-P dan 5-hidroksitriptamin.

Mekanisme nyeri diawali oleh adanya sensasi nyeri yang ditangkap oleh tubuh melalui reseptornya dikulit yaitu free nerve ending (ujung saraf bebas). Reseptor nyeri dapat dirangsang oleh stimulasi mekanik, suhu panas, atau oleh zat kimia yang mengiritasi. Ketika reseptor nyeri pada jaringan perifer dirangsang (misalnya pada kulit) maka impuls nosiseptif (nyeri) dihantarkan ke sistem saraf pusat oleh serabut saraf khusus melalui medula spinalis menuju ke otak, yang nantinya pada Pusat-pusat yang lebih tinggi ini sensasi nyeri akan diubah menjadi persepsi nyeri serta komponen emosional yang menyertainya. Respons sistemik terhadap nyeri akut berhubungan dengan respons neuroendokrin sesuai derajat nyerinya. Nyeri akut akan menyebabkan peningkatan hormon katabolik (katekolamin, kortisol, glukagon, renin, aldosteron, angiotensin, hormon antidiuretik) dan penurunan hormon anabolik (insulin, testosteron). Manifestasi nyeri dapat berupa hipertensi, takikardi (denyut nadi di atas normal), hiperventilasi (kebutuhan Oksigen dan produksi karbon dioksida meningkat), tonus sfingter saluran cerna dan saluran air kemih meningkat (ileus, retensi urin).

Penentuan derajat nyeri akut sangat penting guna merencanakan pengobatan yang akan dipilih.. Derajat nyeri akut dapat diukur dengan macam- macam cara, misalnya tingkah laku pasien, skala verbal dasar, skala analog visual dan lain-lain. Secara sederhana nyeri akut pada pasien sadar dapat langsung ditanyakan pada yang bersangkutan dan biasanya dikatagorikan sebagai: tidak nyeri (none), nyeri ringan (mild, slight), nyeri sedang (moderate), nyeri berat (severe) dan sangat nyeri (very severe, intolerable). Kemudian paramedis dapat mencocokkkan antara rasa nyeri yang diungkapkan oleh pasien dengan ekspresi nyeri yang ditunjukkannya guna menentukan derajat nyeri yang sesungguhnya.

Penanganan nyeri akut memerlukan kombinasi dari terapi farmakologis dan non farmakologis. Dimana pada terapi nonfarmakologis kita harus memperbaiki atau mengobati juga kerusakan jaringan yang menimbulkan nyeri atau mengatasi juga kondisi sistemik yang dapat menimbulakan nyeri disamping tetap memberikan terapi farmakologis untuk mengatasi rasa nyerinya. Metoda terapi farmakologis nyeri akut, disesuaikan dengan standar pola penangannan nyeri dari WHO. Untuk mengatasi nyeri ringan digunakan obat anti inflamasi non steroid (parasetamol, asam mefenamat, ibuprofen, natrium diclofenak), untuk mengatasi nyeri sedang digunakan obat anti inflamasi non steroid dikombinasi dengan golongan opioid (narkotika) lemah seperti kodein dan untuk mengatasi nyeri berat digunakan obat anti inflamasi non steroid dikombinasi dengan golongan opioid kuat (morfin). Selain pengobatan diatas kadang dibutuhkan juga pengobatan tambahan diantaranya obat sedatif bila nyeri disertai stress, pengobatan akupunktur, sampai blok anestesi.

Metoda pengobatan nyeri dapat dengan cara sistemik (oral, rectal, transdermal, sublingual, subkutan, intramuscular, intravena atau perinfus). Cara yang sering digunakan dan paling digemari ialah intramuscular sebab memberikan efek penghilang nyeri lebih cepat, meskipun paradigma ilmu kedokteran saat ini telah berupaya untuk mendidik masyarakat sedapat mungkin mengurangi pemberian obat intramuscular. Metoda regional misalnya dengan epidural opioid atau intraspinal opioid. Kadang- kadang digunakan metoda infiltrasi pada luka operasi sebelum pembedahan selesai. Untuk masyarakat umun bila mengalami nyeri disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan masalah nyeri yang dialami.

-Dari berbagai sumber-


1 komentar:

idinataber mengatakan...

Betting Archives - DRMCD
Betting Archives. Today, we're going to 하남 출장샵 reveal the sportsbooks and apps at our 나주 출장샵 next stop. Bet On Sportsbook. 계룡 출장마사지 Bet Now! BETN GO. Bet 의정부 출장샵 Now. Bet Now. Bet Now. 양주 출장샵

PLEASE WRITE YOUR COMMENT HERE

  © Blogger template Columnus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP