CARA MEMBUAT ANAK LAKI-LAKI

Teknologi mungkin terus berkembang, pola pikir seseorang pun kian bertambah maju, namun hal tersebut tetap tidak merubah pandangan orang (khususnya pada keluarga yang menganut garis patrilinier) untuk berusaha memiliki anak laki-laki sebagai penerus garis keturunannya. Padahal, jika kita cermati lebih lanjut, dengan adanya persamaan gender saat ini banyak wanita yang mampu menjalankan hampir semua profesi pria dengan sama baiknya. Tapi tetap saja paradigma tentang pentingnya memiliki anak laki-laki menguasai akal sehat sebagian banyak orang di dunia ini.


Secara ilmiah kromosom pria memiliki sex kromosom X,Y sedangkan wanita adalah X,X. Pria menghasilkan sperma yang mengandung dua jenis kromosom sex yaitu X dan Y sedangkan wanita hanya memiliki 1 jenis kromosom sex X saja. Sperma Y memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih lemah dibandingkan dengan sperma X namun memiliki kecepatan gerakan yang lebih baik dan lebih lincah bergerak jika dibandingkan dengan sperma X. Jadi pada dasarnya proses membuat anak laki-laki jika kita artikan secara matematis adalah mengusahakan agar kromosom sex Y yang terlebih dahulu membuahi ovum daripada sperma X. Kelihatannnya mudah, namun bahkan setelah melalui proses yang 99% berhasil pun sebuah usaha bisa gagal karena tetap kuasa tuhan yang akan menentukannya. Tapi tidak ada salahnya jika kita mencoba mengusahakannya.
Selanjutnya bagaimana memperbesar kemungkinan sperma Y yang akan membuahi sel telurnya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Oxford dan University of Exeter di inggris menunjukkan bahwa jenis kelamin bayi banyak ditentukan oleh pola makan ibunya. Penelitian yang di publikasikan di journal Proceedings of the Royal Society B ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna, dimana pada ibu yang pada saat sebelum pembuahan dan saat hamil lebih banyak memakan makanan yang tinggi kalori (seperti daging dan nasi) memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk memiliki anak laki-laki. Hal ini masih belum dapat dijelaskan dengan pasti mekanismenya namun diperkirakan sperma X tidak tahan terhadap kondisi intake glukosa yang rendah. Jadi mungkin ini dapat dipakai sebagai acuan agar para calon ibu dapat mempersiapkan dirinya dengan lebih banyak mengkonsumsi makanan berkalori tinggi jika ingin memiliki anak laki-laki.
Dalam makalah yang berbeda juga disebutkan bahwa hubungan sex yang dilakukan saat-saat menjelang ovulasi memperbesar kemungkinan sperma Y untuk membuahi sel telur sebab sperma Y memiliki kecepatan yang lebih baik sehingga dapat lebih dahulu mencapai sel telur. Banyak ahli yang menyarankan untuk melakukan hubungan sex 2-3 hari sebelum masa ovulasi tiba. Namun sangatlah sulit menentukan kapan masa ovulasi yang tepat, apalagi pada wanita yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur.
Cara lain yang dapat diusahakan adalah menggunakan zat yang mengandung campuran air dan sedikit soda sebelum melakukan senggama dapat memperbesar kemungkinan sperma Y bertahan hidup. Sebab sperma Y akan lebih mudah mati jika suasana vagina bersifat asam dan begitu pun sebaliknya.


Beberapa ahli juga melaporkan adanya keterkaitan antara posisi berhubungan dengan kemungkinan terjadinya anak laki-laki. Saat pria mengalami ejakulasi dan melakukan penetrasi yang dalam dan semakin dekat ke arah mulut rahim maka memberikan kesempatan bagi sel sperma untuk lebih dekat ke ovum serta semakin besar pula kesempatan sperma Y untuk hidup, karena area di sekitar mulut rahim labih bersifat basa dibandingkan daerah luar vagina. Sehingga disimpulkan pula bahwa posisi berhubungan secara dogy style ( wanita membelakangi pria dengan badan menumpu pada kedua tangan dan pria melakukan penetrasi dari belakang) memperbesar kemungkinan terjadinya anak laki-laki.
Disebutkan juga keterkaitan antara orgasme wanita dengan kemungkinan memiliki anak laki-laki. Saat wanita mengalami orgasme maka tubuhnya akan mengalami sensasi yang menimbulkan efek relaksasi yang kemudian merangsang pengeluaran cairan yang bersifat basa yang memperbesar kemungkinan sperma Y untuk hidup. Jadi bagi para pria yang ingin memiliki anak laki-laki, agar mengusahakan pasangannya mengalami orgasme pada saat berhubungan sex.
Jumlah dan kualitas sperma pria juga sangat mempengaruhi kemungkinan terjadinya anak laki-laki. Pada pria disarankan untuk mempersiapkan dirinya dengan baik sebelum hubungan sex yang diharapkan dilakukan. Sebaiknya hubungan dilakukan 2 hari sebelum ovulasi dengan terlebih dahulu melakukan abstinensia (tidak melakukan hubungan sex atau mengeluarkan sperma) selama setidaknya 4 hari guna menjamin kualitas sperma yang dihasilkan. Disamping itu sebelum hubungan sex dilakukan sebaiknya pria mandi air hangat untuk menambah vitalitas dari sperma Y yang dihasilkannya. Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan tehnik bayi tabung, namun cara ini tergolong mahal, dan tentu saja kurang nikmat.
Semua cara yang saya tulis diatas belum tentu 100% menjamin dapat membantu anda memiliki anak laki-laki. Untuk memaksimalkan cara-cara diatas silahkan berkonsultasi dengan dokter keluarga anda sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal dan tentu saja jangan pernah lupa berdoa kepada yang kuasa sebab semuanya tetap dibawah kehendak beliau.
Selamat mencoba.


Tidak ada komentar:

PLEASE WRITE YOUR COMMENT HERE

  © Blogger template Columnus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP